Senin, 03 April 2017

Penjelasan Zakir Naik tentang Surat Al Maidah Ayat 51

Usai Zakir Naik [suara.com/Bagus Santosa] menerangkannya, seorang penerjemah menjelaskan dalam bahasa Indonesia.
Ketika bertemu dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan di gedung Parlemen, Senayan, Jumat (31/3/2017), ulama asal India, Zakir Naik, memaparkan pandangannya tentang surat Al Maidah ayat 51.

Dia menjelaskannya setelah mendapatkan pertanyaan dari hadirin. Pertanyaan tersebut dilontarkan karena surat tersebut sekarang menjadi sorotan publik setelah muncul kasus Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Penceramah sohor tersebut menjelaskan dalam bahasa Inggris:

"As far as what does Quran said at Al Maidah chapter 51, that let believes, take not as friend as protectors the Jews. Because they are the friends themselves. But, it doesn't mean you can not talk to them.  As friend no problem, but as the protecter that means. Auliya."

So Quran said you can be good to them, you can be kind, you can help them out, but as for protecter means the best of the commentary of Quran is Quran it self.

If you choose the protecters of the muslim or non muslim, the Quran says take muslim. Because, if we don't do this Allah help for nothing."

Usai Zakir menerangkannya, seorang penerjemah menjelaskan dalam bahasa Indonesia yang artinya:

"Al Quran jelas-jelas menyampaikan, bahwa biarkan umat yang percaya. Tidak berteman dengan yahudi. Karena, mereka hanya bersahabat dengan dirinya sendiri. 

Itu bukan berarti kita tidak boleh bicara dengan mereka. Itu artinya apabila kita menjaga persahabatan itu tidak masalah. Namun sebagai pelindung .... 

Apabila kita Islam untuk mencari perlindungan kepada allah dan yang mempercayai Allah.

Bila kita bisa berbaik sangka, kita harus bisa membantu. Akan tetapi untuk sebagai pelindung ada banyak ayat lain juga di alquran. Umat yang percaya, sebagai teman dan pelindung, jadi ada dua opsi, sebagai pelindung Al Quran bilang hanya muslim. 

Karena kalau tidak melakukan hal ini kita tidak dapat bantuan dan pertolongan. 

Di ayat lainnya di Al Quran, barang siapa percaya sebagai pelindung apabila kita memberikan bukti kepada Allah.

Jadi banyak sekali ayat, kita bisa bahas. Jadi sebagai teman membantu tidak masalah, kita tidak boleh berbuat kejahatan. 

Al Quran bilang, Allah melarang untuk berbuat tidak adil kepada nonmuslim. Bila mereka mengusir kita dari rumah, maka kita tidak bisa....

Jadi Islam menganjurkan untuk berbuat baik kepada non muslim.

Tapi untuk pelindung, apabila ada pilihan, untuk kepemimpinan, maka yang muslim jauh lebih baik daripada nonmuslim." Sumber www.suara.com

ZAKIR NAIK, MAMAH DEDEH & INDUSTRI AGAMA

Saya bulak balik ditantang untuk datang ke acara Zakir Naik, supaya dapat pencerahan katanya..

Saya malah bingung, apa keuntungannya buat saya ya ? Sama sekali tidak ada. Zakir Naik hanya satu dari sekian ribu orang yang mempelajari kitab suci dengan tafsiran terhadap ayat yang berbeda.

Kalau dari segi keilmuan, okelah, Zakir Naik emang top. Dia hapal begitu banyak kitab suci lintas agama yang bahkan belum tentu mampu dihapal oleh para pemeluknya. Tapi dari segi pemahaman terhadap isi kitab, nanti dulu.

Penafsiran Zakir Naik terhadap kalimat-kalimat dalam kitab suci yang harus dipelajari kapan, dimana, kepada siapa dan bagaimana ayat itu disampaikan, saya yakin tidak ada apa-apanya dibandingkan Kyai-kyai NU.

Zakir Naik hanya melakukan perbandingan antar ayat di kitab suci A dengan kitab suci B. Dan langsung memberikan kesimpulan bahwa artinya itu begini. Padahal bisa jadi pemahamannya berbeda, hanya karena redaksionalnya yang mirip-mirip langsung ditabrakkan kedua-duanya dengan bahasa "Itu perintah Allah..".

Namanya kitab suci ya jelas itu perintah Tuhan. Masalahnya, benarkah maksud Tuhan sesuai maksud Zakir Naik ?

Gak usah jauh-jauh ke Zakir Naik. Contoh saja Mamah Dedeh.
Saya juga heran betapa beraninya seorang Mamah Dedeh membuat sebuah penafsiran bahkan fatwa atau perintah, hanya berdasarkan pemahamannya yang rendah terhadap ayat. Siapa Mamah Dedeh ? Pendidikan apa yang sudah dilaluinya hingga berani mengatas-namakan perintah Allah berdasarkan tafsirannya ?

Mungkin ketika Mamah Dedeh tiba-tiba "berfatwa", "Ini haram !!" Malaikat langsung mencibir, "Elu sapeee ?"

Menafsirkan apa maksud Tuhan dalam sebuah kitab suci bukan perkara mudah. Di kalangan ulama top saja banyak perbedaan pendapat.

Di Iran ada jenjang untuk bisa menafsirkan kalam Tuhan. 10-15 tahun, sebagai talabeh atau pelajar ilmu agama dengan mempelajari seluruh kitab suci yang ada. Kalau sudah lulus dari sana, tambah lagi sekolah 5-10 tahun untuk menjadi hujjatul Islam. Hujjatul Islam bisa memberikan penafsiran, tapi belum boleh berfatwa. Mereka harus sekolah 5-10 tahun lagi dan jika lulus menjadi Ayatullah - atau para fakih yang bisa mengeluarkan fatwa.

Jadi bayangkan, untuk mengeluarkan sebuah fatwa saja, perjalanan mereka panjang sekali. Bisa usia 70-80 tahun baru disana disebut ulama. Begitu juga di Mesir, kurang lebih sama.

Nah, bandingkan dengan Zakir Naik - apalagi Mamah Dedeh - yang mendadak jadi rujukan banyak orang. Ulama itu tanggung-jawabnya sangat berat karena dia rujukan umat, sebab fatwa ibarat pedang runcing nan tajam yang bisa menggorok leher mereka sendiri.

Tapi pasar memang berbeda. Fatwa menjadi industri baru yang harus diproduksi sebagai sebuah barang siap makan. Komersialisasi ulama menjadikan banyak penceramah instan yang disukai orang yang beragama dengan instan juga. Ada penceramah rasa kari ayam, ada yang ayam bawang, malah ada yang rasa rendang.

Dan si pencari agama juga memilih sesuai selera. Ada yang suka karena si penceramah tampan, ada yang suka model yang memaki-maki dan ada yang suka karena "pokoknya dia terkenal, sering masuk tipi..".

Mereka bahkan tidak mau sulit-sulit melakukan identifikasi, siapa yang memasukkan ilmu ke otak mereka ? Jangan-jangan tukang tambal ban yang hapal satu dua ayat doang, trus ganti profesi karena jadi ustad lebih bergengsi..

Begitulah kenapa nama Zakir Naik melejit, karena ia menggunakan youtube sebagai promosinya. Ditambah judul yang bombastis, "Zakir Naik membuat seribu orang Hindu masuk Islam..". Makin heroiklah dia di kalangan bumi datar yang memimpikan seorang superhero dengan cawat di dalam.

Jadi, untuk apa saya menjadikan Zakir Naik sebagai rujukan kebenaran dan kesalahan ?
Apalagi ditambah iklan, "Pilih yang cawatnya di dalam. H a l a l... Mamah tau sendiri.."
Ah, enaknya malam ini bikin kopi lagi. Seruput ahhh..

SEMANGAT BARU MENUJU SIMALUNGUN UNGGUL

Rio Arnod Saragih Mantan Ketua DPK Himapsi UNIMED
Simalungun adalah salah satu  wilayah kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang terkenal dengan banyak kearifan local mulai dari kelompok kekerabatan, seni dan budaya, serta sejarah revolusi sosial yang mengundang pihak akademisi tertarik untuk menelitinya. Simalungun biasanya dikenal dengan nama “tanah timur” yang berarti juga perdamaian, karena menjadi bagian paling timur dari tanah batak. Ibu kota kabupaten Simalungun adalah Pematang Raya yang jaraknya sekitar 150 Kilometer dari kota Medan, provinsi Sumatera Utara.

Banyak kontradiksi yang berkembang saat ini diwilayah simalungun yang membuat melemahnya kompetensi dikalangan masyarakat maupun pribadi lepas pribadi. Banyak orang simalungun menginginkan kesuksesan, namun tidak suka atau malah iri hati tatkala melihat orang lain berhasil. Banyak orang yang menginginkan perubahan, namun ternyata menolaknya ketika perubahan benar-benar terwujud. Banyak orang yang mencari kesempatan, namun menyia-nyiakan manakala kesempatan itu datang. Dan yang menjadi fokus utama permasalahan dalam masyarakat Simalungun adalah kurangnya pejabat publik yang menjadi role model di pemerintah pusat serta provinsi, dan kemajuan dalam menciptakan peluang berwirausaha dalam sector pengusaha masih begitu memprihatinkan sehingga menentukankualitas sumberdaya manusianya yang masih belum dapat bersaing dengan hagemoni luar. 

Jika kita benar-benar ingin merubah masalah ini semua, saya yakin kita harus mengubah paradigma berpikir kita. Menjadi kaum akademisi yang membawa perubahan dan saling menopang satu sama lain. Jika kita melaksanakannya maka akan disebut sebagai pribadi yang unggul. “Simalungun Unggul” Apakah makna sesungguhnya Simalungun Unggul? Yang saya maksudkan dalam konsep ini adalah suatu sikap dan keyakinan dasar bahwa ada hasrat menjadi yang terbaik, suatu sikap percaya diri bahwa sebaik apapun yang dilakukan orang lain, kita dapat melakukan hal tersebut dengan sama baiknya, atau mungkin jauh lebih baik lagi. Menjadi orang Simalungun yang unggul akan menumbuhkan kesukaan untuk belajar, semangat untuk meraih kesuksesan, dan kerinduan untuk berprestasi.  Menciptakan Simalungun yang unggul akan terwujud bilamasing-masing memiliki hasrat membara untuk mengejar kesempurnaan, untuk mencapai apa saja yang unggul. 

Mari kita pandang sekilas sejarah Simalungun yang dulunya memiliki kerajaan yang terkenal dengan istilah “Kerajaan Maroppat” yang terdiri dari kerajaan Nagur, kerajaan Dolog Silau, Panei dan Tanah Jawa. Keempat kerajaan di simalungun ini dulu terkenal dengan symbol kejayaan simalungun. Terkhusus salah satu kerajaan yang mendunia dan terkenal pada saat itua dalah kerajaan Nagur, yaitu kerajaan maritim yang menguasai Simalungun, Bedagai, Batubara, hingga selat malaka.    Kekuatan inilah seharusnya yang menjadipatokan bagimasyarakat simalungun untuk unggul disbanding dengan bangsa lain. Pada prinsipnya banyak tokoh pahlawan yang menjadiacuan bagi orang simalungun dalam sejarahnya namun tidak satupun tokoh pahlawan yang dimasukkan dalam kategori pahlawan nasional.Ini justru pekerjaan rumah yang paling penting bagi masyarakat Simalungun untuk menarik eksistensinya dalam berbangsa dan bernegara.

Sehubungan dengan itu, menjadi Simalungun Unggul perlu kita bangkitkan dalam pendidikan sejak dini atau seluruh lapisan masyarakat Simalungun. Maka dengan hal tersebut semua ikut ambil bagian dalam perubahan yang mencolok di Simalungun. Hal inilah yang menurut saya perlu ditemukan dalam masyarakat Simalungun mudah-mudahan sesegera mungkin. Camkanlah : yang kita cari saat ini lebih dari sekedar keinginan untuk sukses atau untuk menjadi kaya. Namun Simalungun saatini perlu keunggulan dan cirri khas agar menjadi suatu daerah yang penuh dengan martabat.

Yang perlu kita perlukan dalam menyikapi issu-issu sosial di Simalungun saat ini adalah menuju perubahan menjadi orang Simalungun yang Unggul,  yang ditandai dengan mewujudkan potensi diri, dengan menciptakan nilai lebih dan kinerja prima, kerja keras, dan kompetisi yang adil. Saya justru sangat optimis bahwa kita dapat melakukannya karena saya melihat adanya tanda-tanda keunggulan itu dimana-mana. Saya melihat ada banyak perkembangan yang begitu besar di Simalungun baik dalam sisi kaum akademisi, civil society, ataupun dalam organisasi kesimalungunan. Namun yang perlu kita lakukan adalah membangunnya sedemikian rupa sehingga menjadi trennasional. Kita dapat melihat orang orang Simalungun yang unggul meresapi segi kehidupan masyarakat kita yaitu kita perlumelihatnya di sekolah dan universitas, komunitas atau organisasi, lembaga pemerintahan, serta perilaku masyarakat Simalungun diberbagai daerah.

Saya menyadari bahwa bagian tersulit adalah bagaimana menyulutkan semangat Simalungun Unggul ini. Namun seperti halnya nyala api, semakin banyak orang menyalakan titik cahaya api maka akan semakin besar kemungkinan orang akan tersinari oleh cahayanya. Kita harus mengingat orang simalungun perlu kesatuan yang kuat ditengah minimnya kesadaran diri.


Detail Penulis : 
Rio Arnod Saragih (Pend. Kewarganegaraan UNIMED)
Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (HIMAPSI) Universitas Negeri Medan

Minggu, 02 April 2017

Pengurus Pusat Pemuda GKPS periode 2017 - 2020

Selamat atas terpilihnya Pengurus Pusat Pemuda GKPS periode 2017 - 2020, Perlengkapilah Jemaat Menjadi Pelayan yang Berhikmat, Beriman dan Berhati Tulus Agar Semakin Sempurna serta Membawa Kesejahteraan dan Kebaikan bagi Gereja, Masyarakat dan Negara.

Susunan kepengurusan "Diperlengkapi untuk Melakukan Perbuatan Baik" :

Ketua Umum: Tommi EL Purba
Ketua 1: Adie Damanik
Ketua 2: Arita Purba Tondang
Sekretaris Umum: Benni Polin P Purba
Sekretaris 1: Herma Wati Purba
Sekretaris 2: Hotmaria Saragih Simarmata
Bendahara Umum: Hery Anto Sinaga

Korwil Distrik 1: Jonry Sinaga
Korwil Distrik 2: Meydi Purba
Korwil Distrik 3: Keyla Ambarita
Korwil Distrik 4: Diksionery Sipayung
Korwil Distrik 5: Jan Rukun Saragih
Korwil Distrik 6: Jarudin Sinaga


Korwil Distrik 7: Romario Saragih
Korwil Distrik 8: Roland Saragih
Korwil Distrik 9: Chandra McNaibaho

PAW Perutusan Sinode Bolon Seksi Pemuda:
Distrik 7: Bill Christian Purba
Distrik 8: SOkay ROnie
Distrik 9: Gery Lineker Purba

Selamat Mangidangi ma hubani Nasiam hasoman Pengurus Pusat Pemuda GKPS 2017-2020.
Ibohali manghorjahon na madear..

Horas!
Sinasih, 31 Maret - 02 April 2017

Di Putaran Kedua, Pemilih Pilkada Jakarta Lebih Terintimidasi

Spanduk provokatif yang terpajang di Masjid Jami Nurul Islam, Jalan Pondok Randu, RT4/RW2, Duri Kosambi, Cengkareng, Rabu (15/3/2017). [Suara.com/Welly Hidayat]
Komisioner KPU DKI Jakarta Dahlia Umar menyebut Pilkada DKI Jakarta putaran kedua lebih terancam bahaya dibanding Pilkada putaran pertama.
Intimidasi kepada pemilih dengan adanya spanduk bernuansa kekerasan, bukan lagi intimidasi kepada pasangan calon seperti penghadangan.
"Kalau putaran pertama intimidasi ke calon (cagub-cawagub), ada penghadangan. Kalau putaran kedua, ini justru lebih berbahaya karena yang terintimidasi itu pemilih dengan adanya spanduk-spanduk bernuansa kekerasan," ujar Dahlia Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/4/2016).
Spanduk-spanduk yang dimaksud yakni tidak menyolatkan jenazah pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat di beberapa masjid.
Maka dari itu, ia menuturkan perlunya ada tindakan tegas bagi pelaku yang melakukan intimidasi kepada pasangan calon ataupun kepada pemilih.Ia menilai intimidasi kepada pemilih atau masyarakat lebih berbahaya karena pemilih tidak mendapat fasiltas keamanan, yang tidak didapatkan oleh pasangan calon kepala daerah. Hal tersebut kata Dahlia tidak boleh adanya kriminalisasi kepada pemilh.
"Itu lebih berbahaya, karena kalau calon (cagub-cawagub) itu dia dilindungi, diamankan oleh polisi, kemana pergi dapat fasilitas keamanan. Kalau pendukung sekadar pendukung, tapi dia nggak boleh dikriminalisasi karena pilihannya," ucap dia.
"Saya kira itu harus ditindak keras, karena kita tidak hanya melayani calon, tapi juga pemilih, namanya kebebasan berekspresi dan kebebasan pilihaan politik itu harus dihormati dan dijaga secara bermartabat," tandasnya. Sumber www.suara.com

Sabtu, 01 April 2017

Pemuda GKPS BANGKIT!

Selamat dan sukses ma hubani nasiam pemuda GKPS namandihuti RPL Pemuda na marianan i huta sinasih nagori sinasih kec siloukahen kab simalungun naipukkah sadarion das hu ari minggu.

Mungkin ibagas acara RPL on bahatma kegiatan2 nailaksanahon namamukkahma ai registrasi peserta, ibadah pembukaan,seminar-seminar,laporan pertanggung jawaban pengurus,sering distrik,janah intini aima periodesiasi pengurus pemuda janah nalang kalah seruni aima marsombuh sihol tene..

Harapdo uhurhu namin sebagai mantan pemuda ase mardalan ibagas nadearma RPL on janah hubani hasoman2 natarpilih holi nagabe 

pengurus ase tetap rendah hati,dan mampu mamboan pemuda GKPS ke arah yang lebih mantap dan penuh dengat semangat baru.

Nalape tarpilih ase totap huma sabar dan menerima dengan lapang dada.

KGPS memang gereja kesukuan tapi kenyataanni lang pitah hita simalungun nagabe wargani gkps on,dong do ai toba, tapsel, karo, jawa, nias, pakon suku nalegan,tottu ibagas ai iporluhondo pengurus yang benar2 mampu untuk mengayomi dan semangat baru songon mottoni pinpinanta isimalungun on aima SEMANGATBARU.

Pemukulan Gong oleh Pendeta Paul Ulrich Munthe sebagai Sekjen GKPS
Pemberian Ulos kepada Bupati Simalungun JR Saragih
Selamat mar RPL ma hubani nasiam tene andohar mardalan ibagas natorsa janah majagiah. 
Horas. Horas. Horas. Sumber Johan Purba 

Pengusaha Cantik Ini dapat Dukungan Untuk Maju di Pilgub Sumut 2018 Mendatang

Ade Sandra Purba 
Meski pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumut berlangsung 2018, saat ini nama-nama yang akan maju terus bermunculan di dunia maya.
Mulai dari nama-nama kepala daerah, politisi sampai pengusaha. Seperti nama Ade Sandra Purba (42) yang merupakan seorang pengusaha sukses di Medan.
Nama Ade Sandra tidak lah begitu asing di Sumut, selain pengusaha, ia juga merupakan Ketua Pergerakan Indonesia (PI) Sumut.
Saat berbincang dengan tribun, meski masih malu-malu, namun ia menyatakan siap maju dalam Pilgub mendatang.
"Sebenarnya belum bisa dikatakan maju, namun saat ini beberapa dukungan dari adik-adik mahasiswa meminta saya untuk maju," ucapnya saat berbincang dengan Tribun-Medan.com, Kamis (31/3/2016).
Dukungan dari adik-adik mahasiswa tersebut menurutnya tidak bisa diabaikan begitu saja. Karena alasan dukungan tersebut sambungnya ingin membawa perubahan ke Sumut.
"Bukannya tidak menghargai para senior saya, tapi dukungan ini akan tetap saya anggap sebagai motifasi," jelasnya.
Sejauh ini sambungnya, ada beberapa tim dari nama-nama tenar dalam politik yang sudah mendatanginya untuk mendampingi tokoh politik yang mereka dukung."Sudah banyak dari tim politik yang datang ke saya, untuk meminta maju dalam pilgub nanti. Namun saat ini masih belum ada saya putuskan karena waktu masih panjang," ucapnya.
Saat namanya sudah digembar-gemborkan maju di Pilgub Sumut di dunia maya seperti Facebook. Banyak kawan, rekan kerja dan juga keluarganya menanyakan keseriusannya.
"Banyak yang sudah menelepon saya, menanyakan keseriusan saya dan saya bilang, itu merupakan permintaan adik-adik mahasiswa yang ingin adanya perubahan di Sumut," jelasnya.
Ketika ditanya, apa yang mendasari ia maju. Ia tidak mau menjelaskan lebih terperinci.
"Kalau bicara itu, tentunya bicara visi misi dan menurut saya masih terlalu dini untuk di bicarakan. Tapi saya ingin membawa sumut ini mempunyai keterbukaan informasi, seperti apa yang telah diterapkan oleh Ahok Gubernur DKI Jakarta," jelasnya.
Selain nama Ade Sandra dan calon petahana T Erry, ada juga nama mantan walikota Binjai, Ali Umri dan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu yang disebut-sebut maju dalam Pilgub sumut. Sumber medan.tribunnews.com

Lihat foto-foto pengusaha cantik ini di sini

Mempersiapkan generasi mudanya untuk jadi pemimpin masa depannya

Yanes David Sidabutar
Awak curhat dulu ini. 4 hari bersama mereka minggu lalu benar-benar menjadi pembelajaran pribadi buatku. Fakta bahwa mereka adalah -- gabungan dari orang-orang kementrian pariwisata negeri jiran nan mungil, dan para direktur, vice president, country manager dari perusahaan-perusahaan properti, kapal pesiar, serta hotel raksasa yang bermarkas di sana -- di range usia 30-40 tahun membuatku cukup heran sekaligus kagum. Selain mereka adalah jebolan-jebolan kampus UK dan Ivy League di Amrik, mereka pun sangat respektif kepada orang-orang di sekitarnya. Bagaimana mungkin mereka mengurusi perusahaan raksasa dan menjadi orang penting di pemerintahan di usia muda begini?

Lalu sambil bercanda, aku pun berujar sok tahu di dalam bus kepada mereka, "Kalian hebat kali bah. Sepertinya kalian akan jadi menteri atau pimpinan di pemerintahan kalian nanti."

Lalu dengan nada rendah (agak lesu), mereka seakan serentak berespon, "No laaaah. Kami tak akan bisa lebih jauh lagi. Untuk menjadi menteri dan pimpinan-pimpinan lembaga pemerintahan, kami harus sudah 'diculik' dan dikader sebaik mungkin sejak remaja (sebelum 20 tahun). Kami tidak termasuk salah satu di antara mereka."

"Alamaaaak!!! Really, ah? How come?, sergahku. 

"Of course lah...kami cuma negeri kecil wakkk. Harus sangat baik mempersiapkan pemimpin-pemimpin kami."

Ngeri juga bah. Cemana mau nekong negeri yang diisi manusia-manusia begini ya? Pendidikan dan kaderisasi mereka pun kuat kali.

Ah...semoga perlahan tapi pasti negeriku bisa mulai sangat serius "menculik" dan mempersiapkan generasi mudanya untuk jadi pemimpin-pemimpin masa depannya.

Banyak kali yang harus dipelajari dari berbagai negeri dan manusianya. Itu akan terus menahan kakimu menjejak ke bumi, memenjarakan hatimu untuk tetap rendah di bawah, serendah palung laut terdalam di dunia...sesuatu yang akan terus menjauhkanmu dari istilah "Bagaikan katak di bawah tempurung".

Untuk teruna-teruna muda Indonesia, yuk belajar terus, tanpa perlu malu mengakui bahwa kita sebagai bangsa masih harus terus belajar, bersinergi, sambil terus menatap ke langit sebagai tempat menggantungkan impian.

Semangat terus, orang-orang muda pecinta Danau Toba!!!! Kampung kita ini memang banyak masalah...namun kutuk dan sumpah-serapah tak akan pernah mampu membuatnya lebih indah. Sumber Yanes David Sidabutar