Sabtu, 01 April 2017

Mempersiapkan generasi mudanya untuk jadi pemimpin masa depannya

Yanes David Sidabutar
Awak curhat dulu ini. 4 hari bersama mereka minggu lalu benar-benar menjadi pembelajaran pribadi buatku. Fakta bahwa mereka adalah -- gabungan dari orang-orang kementrian pariwisata negeri jiran nan mungil, dan para direktur, vice president, country manager dari perusahaan-perusahaan properti, kapal pesiar, serta hotel raksasa yang bermarkas di sana -- di range usia 30-40 tahun membuatku cukup heran sekaligus kagum. Selain mereka adalah jebolan-jebolan kampus UK dan Ivy League di Amrik, mereka pun sangat respektif kepada orang-orang di sekitarnya. Bagaimana mungkin mereka mengurusi perusahaan raksasa dan menjadi orang penting di pemerintahan di usia muda begini?

Lalu sambil bercanda, aku pun berujar sok tahu di dalam bus kepada mereka, "Kalian hebat kali bah. Sepertinya kalian akan jadi menteri atau pimpinan di pemerintahan kalian nanti."

Lalu dengan nada rendah (agak lesu), mereka seakan serentak berespon, "No laaaah. Kami tak akan bisa lebih jauh lagi. Untuk menjadi menteri dan pimpinan-pimpinan lembaga pemerintahan, kami harus sudah 'diculik' dan dikader sebaik mungkin sejak remaja (sebelum 20 tahun). Kami tidak termasuk salah satu di antara mereka."

"Alamaaaak!!! Really, ah? How come?, sergahku. 

"Of course lah...kami cuma negeri kecil wakkk. Harus sangat baik mempersiapkan pemimpin-pemimpin kami."

Ngeri juga bah. Cemana mau nekong negeri yang diisi manusia-manusia begini ya? Pendidikan dan kaderisasi mereka pun kuat kali.

Ah...semoga perlahan tapi pasti negeriku bisa mulai sangat serius "menculik" dan mempersiapkan generasi mudanya untuk jadi pemimpin-pemimpin masa depannya.

Banyak kali yang harus dipelajari dari berbagai negeri dan manusianya. Itu akan terus menahan kakimu menjejak ke bumi, memenjarakan hatimu untuk tetap rendah di bawah, serendah palung laut terdalam di dunia...sesuatu yang akan terus menjauhkanmu dari istilah "Bagaikan katak di bawah tempurung".

Untuk teruna-teruna muda Indonesia, yuk belajar terus, tanpa perlu malu mengakui bahwa kita sebagai bangsa masih harus terus belajar, bersinergi, sambil terus menatap ke langit sebagai tempat menggantungkan impian.

Semangat terus, orang-orang muda pecinta Danau Toba!!!! Kampung kita ini memang banyak masalah...namun kutuk dan sumpah-serapah tak akan pernah mampu membuatnya lebih indah. Sumber Yanes David Sidabutar

Tidak ada komentar:
Write komentar