Suhu politik di Sumatera Utara (Sumut) makin menghangat jelang Pilgub Sumut 2018. Sejumlah figur bermunculan, baik terang-terangan atau masih malu-malu.
Mereka menyatakan diri, atau dinyatakan kelompok pendukungnya mampu mempimpin provinsi ini pasca suksesi Plt Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, dan di tengah ‘kesibukan’ Gubernur Sumut Nonaktif Gatot Pujonugroho di KPK.
Sejumlah nama yang muncul ke permukaan antara lain, Pangkostrad Letjen Edy Rahmayadi, AKBP Maruli Siahaan, Brigjen Victor Simanjuntak, Gus Irawan Pasaribu, Ngogesa Sitepu, dan calon incumbent Tengku Erry Nuradi.
Bahkan, belakangan muncul nama Zulfikar Siregar yang berniat mencalonkan diri dari jalur independen. Pengusaha konstruksi yang sukses di Jakarta ini bahkan telah menyampaikan visi misinya di situs berbagi video youtube.
Tapi jika dilihat dari peta politik di DPRD Sumut, hanya beberapa nama saja yang bisa maju untuk ‘bertempur’ di Pilgub Sumut. Bagi mereka yang kemungkinan besar tak dapat ‘perahu’ bisa mengikuti jejak Zulfikar Siregar di jalur independen dengan seabrek persyaratan yang sulit terpenuhi.
Tulisan ini hanyalah analasis ‘liar’ dari fakta dan peta politik di lembaga legislatif. Berdasarkan fakta dan peta itu, kemungkinan Pilgub Sumut 2017 hanya diikuti oleh 4 pasangan calon, yakni:
1. Ngogesa Sitepu-Fadly Nurzal (Partai Golkar-PPP)
Ngogesa kemungkinan besar dicalonkan Partai Golkar. Pasalnya, pasca kasus yang menjerat Ketua Golkar Sumut Ajib Shah, hanya Bupati Langkat 2 periode inilah yang punya kans untuk dicalonkan.
Melihat kedekatan Partai Golkar dengan PPP di DPRD Sumut, ada peluang besar Ngogesa Sitepu ‘dikawinkan’ dengan pentolan PPP Sumut, Fadly Nurzal sebagai wakil. Pada Pilgub 2013 Fadly Nurzal juga maju sebagai pasangan Chairuman Harahap. Namun pasangan ini kandas, dengan perolehan suara paling bontot.
2. JR Saragih-Zulkifli Husein (Partai Demokrat-PAN)
Meski baru dilantik sebagai Bupati Simalungun, JR Saragih telah digadang-gadang sebagai Calon Gubernur Sumut. Apalagi saat ini sedang digagas perubahan peraturan perundang-undangan, sehingga calon yang maju tidak harus mundur dari jabatannya, hanya cuti saja.
JR Saragih merupakan calon kuat Ketua Partai Demokrat Sumut menggantikan HT Milwan yang segera berakhir masa jabatannya. Dikabarkan, 5 Ketua Partai Demokrat di Kepulauan Nias telah menjadi tiket JR Saragih untuk memimpin Partai Demokrat Sumut.
Jika JR Saragih maju di Pilgub Sumut, SBY diprediksi bakal merestuinya. Pasalnya, tak ada alasan lain untuk tidak mencalonkan JR Saragih.
Sementara wakilnya diprediksi Zulkifli Husein, pentolan PAN Sumut. Saat ini nama Zulkifli Husein sedang bersinar, baik di Sumut mau pun di pusat. ‘Perkawinan’ JR Saragih-Zulkifli Husein berpeluang besar tejadi, mengingat kedekatan PAN-Demokrat selama ini yang bercermin dari kedekatan SBY dan Hatta Rajasa.
3. Gus Irawan-Ustaz…. (Gerindra-PKS)
Gus Irawan diprediksi bakal dicalonkan Partai Gerindra mengingat ia merupakan ketua partai yang didirikan Prabowo Subianto itu di Sumut. Gus juga anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra.
Meski saat berpasangan dengan Soekirman pada Pilgub Sumut 2013 ia keok ‘dibantai’ pasangan Gatot Pujonugroho-Tengku Erry Nuradi (Ganteng), Pak Gus-demikian orang-orang Bank Sumut memanggilnya, punya kans besar di Pilgub 2018.
Siapa pasangan Gus Irawan? Bercermin dari peta selama ini, ia diprediksi bakal ‘dikawinkan’ dengan ustaz dari PKS. Ya, baik di pusat mau pun di daerah, hubungan Gerindra dan PKS memang sangat mesrah. Bahkan dikabarkan, dua partai ini yang masih tetap setia di Koalisi Merah Putih (KMP).
4. Tengku Erry Nuradi-……(PDIP-Nasdem)
Calon incumbent ini merupakan Ketua Partai Nasdem Sumut. Pilihan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, sepertinya tak akan meleset dari Pak Tengku-demikian publik memanggilnya.
Lalu siapa pasangannya, diprediksi pasti dari PDIP. Dan, kemungkinan PDIP akan legowo hanya mendapat posisi wakil. Apalagi kedekatan PDIP dan Nasdem (Megawati-Surya Paloh) seperti dua sisi mata uang, saling melengkapi.
Siapa yang dicalonkan PDIP? Sulit ditebak, bisa calon dari pusat, atau calon dari Sumut. Seperti pengalaman sebelumnya, calon PDIP tak mesti kader yang berada di struktur partai seperti Jumiran Abdi yang dipasangkan dengan Effendi Simbolon pada Pilgub 2013 lalu.
Lalu, siapa yang akan melenggang sebagai pemenang di Pilgub 2018? Pilihan Anda di bilik suara yang akan menentukannya. (opini herdiansyah)
Sumber medansatu.com
Sumber medansatu.com
Tidak ada komentar:
Write komentar