Sabtu, 25 Februari 2017

Paus Sebut Lebih Baik Jadi Atheis daripada Munafik

Paus Fransiskus memimpin misa Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 24 Desember 2016. Pada misa tersebut, Paus mengatakan bahwa Natal sudah "disandera" oleh materialisme, dan bahwa perayaan tersebut membutuhkan lebih banyak kerendahan hati. REUTERS
Vatican City - Pemimpin gereja Katolik, Paus Fransiskus, kembali mengkritisi umatnya dengan mengatakan lebih baik menjadi seorang ateis daripada mengikuti Kristus, tapi munafik. Pernyataan ini disampaikan Paus dalam khotbah misa pagi di Vatikan, Kamis, 23 Februari 2017, menanggapi kehidupan yang dijalani beberapa orang Katolik saat ini.

"Banyak orang kini perkataannya berbeda dengan perbuatan. Itu adalah kehidupan ganda atau bermuka dua," kata Paus, seperti dilansir Guardian pada Jumat, 23 Februari 2017. Paus mengepalai sekitar 1,2 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Paus menyebutkan banyak umat yang kerap membanggakan diri karena rajin beribadah dan mengikuti berbagai macam organisasi Katolik, tapi tidak menjalankan kehidupan yang sesuai dengan ajaran Kristen. Misalnya, dia mencontohkan, banyak orang yang membayar gaji karyawannya tidak sesuai dan tidak tepat waktu. Perilaku mengeksploitasi orang lain, melakukan bisnis kotor, dan mencuci uang, menurut Paus, adalah kehidupan ganda yang munafik.

"Ada banyak orang Katolik seperti ini dan mereka membuat skandal," ujarnya. "Berapa kali kita mendengar orang mengatakan, 'jika orang itu adalah seorang Katolik, lebih baik menjadi seorang ateis'."

Sejak menjadi Paus pada 2013, dia sering mengatakan umat Katolik, baik sebagai imam maupun orang awam, tidak mempraktekkan apa yang mereka sampaikan dalam khotbah. Paus menyebutkan perilaku itu masuk dalam kategori misa setan. Paus juga mengingatkan kepada para kardinal untuk tidak bertindak seolah-olah mereka adalah pangeran.

Paus Fransiskus dikenal sebagai Paus yang gencar menyerukan perang terhadap penindasan dan keserakahan kapitalisme. Paus pun mengecam berbagai kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh para imam. Hal itu membuatnya banyak dicintai, baik oleh umatnya maupun umat dari agama lain, terutama atas upayanya menyerukan bantuan bagi pengungsi dan imigran dari wilayah konflik.

Tahun lalu, pada perayaan Paskah, Paus menjamu pengungsi Timur Tengah dan Afrika yang kebanyakan berbeda keyakinan. Paus membasuh dan menciumi kaki orang-orang tersebut dalam perayaan misa Kamis Putih. 

Hasil jajak pendapat WIN/Gallup International menyebutkan pemimpin Gereja Katolik itu lebih populer dibanding pemimpin politik dunia. Jajak pendapat itu juga menyatakan hampir semua umat Katolik Roma dan Yahudi menyukai Paus. Selain itu, setengah dari umat Kristen Protestan di dunia, bahkan mayoritas ateis dan agnostik, menilai Paus Fransiskus sebagai sosok yang menyenangkan. 

Wartawan BBC, Caroline Wyatt, mengatakan, selama periode kepausannya, Fransiskus telah memenangkan hati dan pikiran bukan hanya dari Katolik Roma, melainkan orang-orang dari agama lain dan non-agama.

Tidak ada komentar:
Write komentar