Senin, 27 Februari 2017

Menlu RI Datang ke UI Paparkan Tantangan-Tantangan Diplomasi Terkini

Retno Lestari Priansari
Senin (27/2/2017) Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari memberikan kuliah umum bertajuk “Diplomasi Indonesia: Tantangan-Tantangan Baru” kepada mahasiswa UI di Auditorium Gedung I Fakultas Ilmu Budaya (FIB), UI Depok.

Dalam kuliah umumnya tersebut Retno membawakan materi tentang isu-isu terkini politik luar negeri (polugri) Indonesia  dan bagaimana Indonesia sebagai sebuah negara memposisikan diri dalam isu-isu tersebut.

Retno memaparkan ketidakpastian (uncertainties) global akibat konflik, ekstremisme, radikalisme, serta fluktuasi ekonomi yang dihadapi negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Menurutnya ada 4 isu polugri yang kini menjadi perhatian Indonesia, yaitu isu Rakhine State (Rohingya) di Myanmar, nasib Siti Aisyah di Malaysia, masalah tentara perdamaian Indonesia yang tertahan di Sudan, serta kunjungan Raja Salman Arab Saudi ke Indonesia.

Indonesia mengambil peranan pada penyelesaian isu Rakhine dengan menekankan pada solusi-solusi jangka pendek dan panjang yang berfokus pada nilai-nilai inklusif dalam beragama dan bermasyarakat.

“Isu Rakhine menjadi penting karena bila terus dibiarkan berlarut-larut maka bisa menyebabkan menyebarnya isu separatisme dan disintegrasi di ASEAN, kepentingan kita disitu,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Menlu Retno juga menekankan 4 prioritas luar negeri Indonesia, yakni keutuhan NKRI, perlindungan WNI / BHI, diplomasi ekonomi, serta peningkatan peran Indonesia dalam skala regional dan global.

Keutuhan NKRI menjadi prioritas penting bagi Indonesia, terutama mengenai batas-batas dan kedaulatan negara, baik di darat maupun di laut.

“Indonesian diplomats will not back down even an inch on sovereignty” tegas Menlu Retno,

Diplomasi dalam menjaga keutuhan NKRI juga berfokus pada pemagaran terhadap upaya-upaya separatisme dan disintegrasi di luar negeri.

Terakhir Retno memaparkan bahwa visi diplomasi Indonesia adalah diplomasi yang membumi, diplomasi yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

“Diplomasi saat ini adalah diplomacy for the people. Terutama dalam membawa manfaat ekonomi bagi kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

Salah satu contohnya adalah penjajakan kerja sama Indonesia dengan negara-negara di benua Afrika saat ini karena Afrika dinilai sebagai sebuah potensi pasar baru bagi komoditas ekspor-impor Indonesia.

Tidak ada komentar:
Write komentar